Diakhir semester, para pejuang pendidikan selalu berkutat dengan istilah populer, olah nilai, remidi, isi raport dan lain-lain. Sampailah pada kalimat siap bagi raport.
Seperti halnya di SDIT Wahdatul Ummah. Pada tanggal 2 Desember lalu telah dilaksanakan Penilaian Akhir Semester (PAS). Meski PAS berakhir di tanggal 7 Desember, namun kegiatan Bapak dan Ibu guru belum juga berakhir. Mereka harus mengolah hasil PAS semua peserta didik, dari menilai sampai menganalisis soal agar tahu tingkat kesulitan soal. Belum lagi mengadakan remedial bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.
Oleh karena itu, Kepala SDIT Wahdatul Ummah (Bapak Sarifudin, M. Pd.I) merencanakan Rihlah setelah bagi raport selesai. Bahagia tentunya.
Apa itu Rihlah?
Kata rihlah diambil dari bahasa arab yang berarti perjalanan. Rihlah ialah perjalanan mentadabburi alam dengan maksud dan tujuan yang baik dan di dasarkan niat kepada Allah SWT. Perjalanan yang dimaksud di sini bukanlah berarti sebagai musafir yang melakukan perjalanan jauh melainkan perjalanan di sini adalah sebuah perjalan yang dianggap sebagai liburan dari kegiatan yang telah berlangsung lama, meninggalkan kegiatan kantor, meninggalkan sementara waktu pekerjaan.
Rihlah sendiri memiliki banyak manfaat, diantaranya: menguatkan rasa solidaritas, mengukuhkan ukhuwah, memperbaiki kembali kerenggangan ukhuwah, membangun kebersamaan/rasa peduli terhadap sesama.
Kali ini kami diajak rihlah ke Pantai Mutun, alhamdulillah meski bukan liburan ke luar negeri ala para artis, kami sudah merasa bahagia. Tak banyak yang dapat hadir dalam acara ini dikarenakan beberapa guru telah memiliki agenda tersendiri, ada yang menjenguk ayahanda di seberang sana, ada yang menjemput anaknya yang tengah mondok, dan masih banyak acara lainnya.
Bis kami melaju meninggalkan sekolah tercinta kurang lebih pukul 08.00, alhamdulillah dengan kecepatan yang cukup tinggi juga jalan tak terlalu macet, pukul 10.30 bis kami sudah sampai di tempat tujuan. Karena lapar yang mendera, kami pun membuka bekal makanan kami. Ya, disini kami saling berbagi, ada yang berbagi sambal, lauk, nasi, bahkan kulubpan (rebusan daun singkong) juga.
Usai makan bersama, kami mulai berpencar.
Ada yang membawa pancing untuk menyalurkan hobinya. Ada yang memanfaatkan momet itu untuk membahagiakan anak, ada yang bermain banana boot, ada pula yang hanya sekedar ingin mengambil pict di tempat-tempat tertentu. Sampai adzan berkumandang kami segera membilas kemudian melaksanakan sholat dzuhur serta asar di jamak sekalian.
Awalnya kami akan pergi ke dua tempat, namun karena keadaan yang tak memungkinkan akhirnya pukul 14.05 kami sepakat untuk pulang. Diperjalanan hujan turun cukup deras, alhamdulillah pukup 16.00 bis kami sampai di sekolah tercinta dengan selamat dan disusul dengan hujan yang begitu derasnya. Sambil menanti hujan reda, kami menghabiskan bekal yang masih tersisa.
Terimakasih kepada Kepala SDIT Wahdatul Ummah atas kesempatan rihlah kali ini. Semoga dilain waktu ada rihlah kedua, ketiga dan seterusnya. Atau bahkan akan jadi agenda tahunan? Doakan saja.
Terimakasih darikuh yang baru belajar mencoret-coret isi blog. Semoga bermanfaat.