Sunday 3 November 2019

Lima Langkah dari Rumah Part 5

Tak ingin seperti sinetron yang ada. Juga Deby ingin menjaga kewarasannya. Deby hanya terdiam menyaksikan pemandangan yang membuat sesak di dada.

"antarkan aku pulang!" ajak Deby.
"aku samperin ya mbak?" tanya Dion.
"enggak, antar aku pulang saja yon. Aku lelah" jawab Deby.

Akhirnya Dion mengantar Deby pulang. Sesampainya di rumah, Deby mengurung diri di kamarnya. Mau mengirim oesan singkat, tapi apa yang mau ia ketik.

"kamu dimana?" akhirnya Deby mengirimkan pesan.

"sedang ada ketemu dengan teman lama sayang" balasnya.
"dimana?" jawab Deby singkat.
"di lapangan, kenapa?"

Ah, lega hati Deby, benar, mungkin temannya. Aku enggak boleh suudzon. Dalam batin Deby.

"o begitu, hati-hati ya sayang. Laki apa perembmpuan mas?" balas Deby dengan nada pelan karena ia tak lagi maran.

"laki-laki kok sayang" jawabnya.

Oh my god, pacarku berbohong. Aku dibohongi. Deby mulai murung lagi. Sms tak dibalas, Deby kini mulai berfikir. Akankah putus saja? Deby sudah lelah di bohongi.

"maaf, kita putus" pesan yang dikirimkan Deby dengan penuh kesedihan.

Bima tak membalas pesan Deby. Deby mulai sangat kesal. Sudah tak ingin lagi bertemu dengan Beni. Ia benar-benar muak. Sakit hatinya tak kan terobati, meski masih cinta, Deby akan mulai belajar melupakannya.

Bremmm bremmmmm

Suara motor terhenti di depan rumah, di teras masih ada Dion bersama adikku yang tengah bermain gitar. Orangtuaku sedang ada acara di rumah saudara.

"mana mbakmu, Faiq?" tanya Beni usai mematikan motornya.
"ada, mbak, mbak, ada yang cari". Masuk aja mas".

Tok tok tok
"dik, apa maksud pesanmu?" tolong bukakan pintu" ucap Beni seraya mengetuk pintu kamar Deby.

Deby tak menjawab. Ia sedang menangis, marah, benci campur menjadi satu.

Tok tok tok
"tolong lah dik, kita bicara baik-baik".

Akhirnya Deby membukakan pintu. Deby di tarik keluar rumah. Di sudut rumah ada sebuah bangku kecil, cukup untuk duduk bertiga. Diajaknya Deby duduk di bangku tersebut.

"apa maksudmu? Apa salahku hingga kau putuskan aku?

"kamu barusan ketemuan sama Ita kan?" ucap Deby seraya menghapus air matanya.

Beni terkejut, dari mana ia tahu tentang Ita. Padahal, tak pernah ia ceritakan kepada siapapun perihal Ita. Rupanya, Ita pacar pertama Beni.

"mas berbohong kan? Pertama, aku kau jadikan taruhan, kedua kau bertemu dengan Ita di belakangku, ketiga kau berselingkuh, keempat kau berbohong. Itu alasanku ingin putus darimu" ucap Deby sambil menangis tersedu.

"tak kusangka, kamu sejahat itu mas sama aku. Kalau kamu enggak suka sama aku, kenapa kamu sakiti aku mas? Sekarang sudah puaskah kamu?" tanya Deby.

"da da dari mana kau tahu?" tanya Beni tertunduk lesu.

"sudah lah, aku tak ingin melihatmu lagi" ucap Deby sambil menunjukkan sms dari Ita.

"dik, kali ini percayalah. Aku memang salah, tapi akan kuputuskan Ita demi kamu" ucap Beni.

"maaf, sayang sekali aku sudah terlanjur benci" ucap Deby sambil lari ke kamarnya lagi, ia tak peduli Hp nya masih di tangan Beni.

Meski Beni memohon, Deby tak mau lagi balikan dengan Beni. Keputusannya sudah bulat.

Hari berganti hari, setelah 5 tahun berlalu. Keduanya sudah baikan, namun hanya jadi teman. Yang tadinya terfikir, pacarku lima langkah, suamiku lima langkah. Kini tak lagi terpikirkan.

Beni pun akan segera menikah dengan wanita lain. Bukan dengan Deby, bukan pula dengan Ita. Beni bertemu dengan calon istrinya ditempatnya ia bekerja.
Karena rumah Deby dan Beni berdekatan
 Deby pun diminta untuk bantu-bantu memersiapkan pernikahan sang mantan. Sakit sih iya, namun Deby tahan agar tidak ketahuan.

Acara pernikahan begitu lancar, Deby diminta menjadi pembawa acara di pernikahan Beni. Meski di sana mereka saling adu pandang, namun Deby sadar, Beni bukan miliknya lagi. Ia hanya sepenggal kisah masa lalu yang kelam.

#Tamat#

No comments:

Post a Comment

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...