Sunday 3 November 2019

Lima Langkah dari Rumah Part 2

Deby terdiam, perasaan tak menentu. Pagi itu, ia diam membisu. Suasana kembali hening tak bergeming. Suara rem motor membuyarkan kesepian pagi itu.

"Deby, mau bareng e sekolah tidak?" teman Deby menyapa.

Deby langsung lari, seraya berteriak.

"aku duluan ya mas, bye" ucap deby sambil langsung lari menaiki motor temannya.

Sepanjang jalan, Deby terus memikirkan jawaban yang tepat. Meski perasaan tengah berbunga. Namun Deby belum dibolehkan berpacaran sebelum ia lulus.

"Apakah aku backstreet aja ya?" gumam Deby.

Hari-hari berlalu begitu cepat, ia tak berani lagi berangkat bareng Beni. Ia berangkat begitu pagi, sebelum Beni datang. Langkah kaki pun dipercepat saat berangkat sekolah.

Pagi itu, saat tetes embun belum berakhir, Deby bersiap berangkat ke sekolah. Kali ini ia agak santai, karena tak mungkin Beni berangkat sepagi itu.

"ehem,,,,ternyata berabgkat jam segini to" ucap laki-laki dari balik dinding warung tempat biasa mereka menunggu angkot.

"(busyet, udah nongol aja tu orang), eh, iya mas. Kok sudah berangkat?" tanyaku kebingungan.

"jadi, apa jawabanya?" tanya Beni tiba-tiba.
"jawaban apa?" tanyaku seolah tak tahu.
"mau aku ulangi pertanyaanya?"

Deby terdiam, ia faham dengan maksud Beny. Beberapa angkot berhenti, namun Beni tolak dengan halus. Ia tetap menginginkan jawabanku saat itu.

"tapi mas, rumah kita begitu dekat. Apakah orangtua akan setuju dengan hubungan ini?" tanyaku polos.

¤Bersambung¤

No comments:

Post a Comment

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...