Tuesday 17 January 2023

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku  (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi)

Teman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai sifat keras, kasar, dan kejam. Beliau memerintahkan kita mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran dengan jalan yang baik dan lemah lembut. Dengan berbuat baik kepada orang lain, tidak mungkin orang berbuat jahat kepada kita. Kalau bisa, walaupun kita disakiti, janganlah dibalas dengan tindakan serupa. Rasulullah S.A.W menyuruh kita agar membalasnya dengan kebaikan. Inilah sifat Hilm yang diajarkan RasulullahS.A.W.

Beliau tidak pernah membalas dendam. Beliau tidak pernah memukul kecuali saat berjihad. Rasulullah S.A.W tidak cepat marah dan memaklumi orang yang berbuat salah karena tidak tahu atau lupa. 



Anas(bin Malik) meriwayatkan, ‘’Aku berjalan bersama Rasulullah beliau memakai sorban tebal  yang dililitkan ke lehernya.Tiba-tiba, ada orang desa menarik sorban Rasulullah dengan keras dan kasar sehingga aku(Anas) melihat bekas di bahu beliau. 

Orang itu berkata ‘’Hai Muhammad ! Berilah aku Ghanimah Allah yang ada padamu!’

Rasulullah S.A.W menoleh dan tersenyum, kemudian menyuruh untuk memberi uang kepada orang tersebut.’’


Hilm=Penyabar,dan Sopan
Ghanimah=Harta
Creator: Afif Ibadurrahman
6 Moh Hatta


Tuesday 21 July 2020

Membuat Bubur Kertas

Untuk membuat bubur kertas, ada beberapa alat dan bahan yang harus disiapkan. 

Siapkan alat dan bahan berikut
1.Kertas bekas/ koran bekas
2.Ember
3.Air
4.Tepung tapioka
5.Lem kayu
6.Alas (bisa memakai triplek atau kertas spectra, jika mau yang agak tebal pakai steoroform)


Cara membuat:
1.Rendam potongan kertas selama satu malam
2.Bawalah potongan kertas yang sudah direndam dalam air.
3.Kemudian tiriskan dan buang airnya.
4.Setelah itu, campurkan dengan lem kayu dan tepung tapioka secukupnya.
5.Aduk merata hingga menjadi bubur
6.Siapkan alas (triplek), kemudian gambarlah salah satu peta negara-negara ASEAN.
7.Bentuklah bubur kertas pada semua daratan yang terdapat dalam peta.
8.Jemurlah hingga bubur kertas dalam peta mengering
9.Beri warna sesuai keinginanmu


Saturday 21 December 2019

Rihlah ke Pantai Mutun (Guru SDIT Wahdatul Ummah Metro)



Diakhir semester, para pejuang pendidikan selalu berkutat dengan istilah populer,  olah nilai,  remidi,  isi raport dan lain-lain. Sampailah pada  kalimat siap bagi raport.


 Seperti halnya di SDIT Wahdatul Ummah.  Pada tanggal 2 Desember lalu telah dilaksanakan Penilaian Akhir Semester (PAS). Meski PAS berakhir di tanggal 7 Desember,  namun kegiatan Bapak dan Ibu guru belum juga berakhir.   Mereka harus mengolah hasil PAS semua peserta didik,  dari menilai sampai menganalisis soal agar tahu tingkat kesulitan soal.  Belum lagi mengadakan remedial bagi siswa yang nilainya belum mencapai KKM.  

Setelah kegiatan remedi selesai,  mereka mulai berkutat dengan raport.  Banyak hal yang harus diisi dalam raport,  dari penilaian sikap,  religius,  kognitif,  psikomotorik sampai dengan catatan wali kelas.  Semua itu sangat menyita waktu, tenaga dan pikiran.

Oleh karena itu,  Kepala SDIT Wahdatul Ummah (Bapak Sarifudin,  M. Pd.I) merencanakan Rihlah setelah bagi raport selesai.  Bahagia tentunya.

Apa itu Rihlah?

Kata rihlah diambil dari bahasa arab yang berarti perjalanan. Rihlah ialah perjalanan mentadabburi alam dengan maksud dan tujuan yang baik dan di dasarkan niat kepada Allah SWT. Perjalanan yang dimaksud di sini bukanlah berarti sebagai musafir yang melakukan perjalanan jauh melainkan perjalanan di sini adalah sebuah perjalan yang dianggap sebagai liburan dari kegiatan yang telah berlangsung lama, meninggalkan kegiatan kantor, meninggalkan sementara waktu pekerjaan.


Rihlah sendiri memiliki banyak manfaat,  diantaranya: menguatkan rasa solidaritas, mengukuhkan ukhuwah, memperbaiki kembali kerenggangan ukhuwah, membangun kebersamaan/rasa peduli terhadap sesama.


Kali ini kami diajak rihlah ke Pantai Mutun, alhamdulillah meski bukan liburan ke luar negeri ala para artis,  kami sudah merasa bahagia.  Tak banyak yang dapat hadir dalam acara ini dikarenakan beberapa guru telah memiliki agenda tersendiri,  ada yang menjenguk ayahanda di seberang sana,  ada yang menjemput anaknya yang tengah mondok, dan masih banyak acara lainnya.

Bis kami melaju meninggalkan sekolah tercinta kurang lebih pukul 08.00, alhamdulillah dengan kecepatan yang cukup tinggi juga jalan tak terlalu macet,  pukul 10.30 bis kami sudah sampai di tempat tujuan.  Karena lapar yang mendera, kami pun membuka bekal makanan kami.  Ya,  disini kami saling berbagi,  ada yang berbagi sambal,  lauk,  nasi,  bahkan kulubpan (rebusan daun singkong)  juga.

Usai makan bersama,  kami mulai berpencar.
Ada yang membawa pancing untuk menyalurkan hobinya.  Ada yang memanfaatkan momet itu untuk membahagiakan anak,  ada yang bermain banana boot,  ada pula yang hanya sekedar ingin mengambil pict di tempat-tempat tertentu.  Sampai adzan berkumandang kami segera membilas kemudian melaksanakan sholat dzuhur serta asar di jamak sekalian.

Awalnya kami akan pergi ke dua tempat,  namun karena keadaan yang tak memungkinkan akhirnya pukul 14.05 kami sepakat untuk pulang. Diperjalanan hujan turun cukup deras,  alhamdulillah pukup 16.00 bis kami sampai di sekolah tercinta dengan selamat dan disusul dengan hujan yang begitu derasnya.  Sambil menanti hujan reda,  kami menghabiskan bekal yang masih tersisa.

Terimakasih kepada Kepala SDIT Wahdatul Ummah atas kesempatan rihlah kali ini.  Semoga dilain waktu ada rihlah kedua,  ketiga dan seterusnya.  Atau bahkan akan jadi agenda tahunan?  Doakan saja.

Terimakasih darikuh yang baru belajar mencoret-coret isi blog.  Semoga bermanfaat.





Friday 13 December 2019

Ulasan Cerma Sendiri

Degup jantung berdetak tak menentu, pasalnya setelah membaca salah satu cerpen berjudul "sendiri" aku akan mulai mengulas. Namun, jari jemariku mendadak lemas tatkala kumembaca penulis cerma tersebut. Nama yang tak asing bagiku. Ya, cerma hasil karya dari seorang ketua komunitas menulis One Day One Post, Wakhid Syamsudin.

Well, berbeda dengan Cerita Remaja yang biasanya berkutat pada masalah percintaan apalagi cinta segitiga, pada cerma sendiri, penulis mengusung sebuah tema tentang nilai kejujuran dan pendirian dari seorang siswa yang tergolong cerdas di kelas tersebut. Puncaknya adalah saat harus rela dijauhi teman di kelasnya,  bahkan tak memiliki satupun teman karena tak pernah mau memberikan contekan tugas maupun ulangan.

Alur : Maju. Kisahnya mengalur pelan-pelan. Pun dalam pemaparan alur rentetan kejadian sudah dialurkan dengan koherensi yang benar-benar sinkron. Tak usah diragukan lagi,  sudah lulus baca KBBI nya.  (hehehe)

Latar: mengambil settingan sebuah kelas juga sebuah warnet.

Penokohan dan perwatakan :
Luthfi: sang tokoh utama yang memiliki pendirian kokoh.  Tak goyah untuk mempertahankan pendiriannya meski harus sendiri ditengah keramaian kelas.

Septian,  Alfian dan temannya: tokoh sampingan yang begitu benci dengan Luthfi lantaran tak pernah diberi contekan.

Mas Zaini: penjaga warnet

Seorang gadis cantik yang kini membuat Luthfi, sang tokoh utama merasa tak sendiri lagi.


Sudut Pandang (POV) : Sudut pandang orang kedua yang menceritakan konflik tokoh utama.

Gaya bahasa : Gaya bahasa yang sederhana dengan pilihan kata yang sederhana pula. Sehingga mudah dipahami oleh para remaja sekaligus pembaca pemula seperti saya.

Amanat : Cerma ini berisi amanat untuk berpantang menyerah untuk sebuah kejujuran dalam belajar.


Unsur Ekstrinsik
Kesesuaian dengan tema : kisah dalam cerpen ini mengalur memaparkan tema dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.

Kelebihan :
Cerma ini mengandung nilai-nilai kehidupan yang diperlukan di masa sekarang. Disaat para remaja usia anak sekolah menginginkan kemudahan dalam mengerjakan soal,  saling bantu meski dalam keburukan. Cerma ini mengangkat nilai etika. Tema bacaan seperti ini adalah oase bagi kehidupan zaman now.

Kekurangan :
Sepanjang membaca cerma ini,  saya tak menemukan adanya kesalahan penulisan, bahkan pilihan katanya sudah sangat baik.


Pengulas
Cerita remaja dengan judul sendiri diulas oleh Eka Adinia. Wanita berusia 29 tahun seorang penulis pemula di keluarga besar ODOP yang masuk dalam ODOP Batch 7 di kelas fiksi. Berharap dunia baca tulis mampu membuatnya jadi seorang Ibu yang produktif ditengah kesibukan.

Wednesday 11 December 2019

Ulasan Hisfic Panembahan Podo

Malam yang semakin larut, menemani jari jemariku yang tak lentik untuk menukis tantangan ke tiga di komunitas ODOP.  Tantangan kali ini membuatku sedikit kuwalahan karena harus mencari hisfic sedang aku belum terlalu faham.  Untung ada seorang teman yang menyembahkan salah satu karya hisfic yang menurutku memang ringan untuk kubaca.

Panembahan podo adalah salah satu judul hisfic karya seorang anggota odop batch 4, yang meskipun ia berkata jauh dari maksimal,  menurutku cerita didalamnya begitu menarik. Hiafic ini ditulis oleh penulis yang memiliki nama Suden Basayev untuk memenuhi tantangan pekan keenam. Cerita ini berkisah tentang sebuah ajakan dari kerajaan Kediri untuk menolak pemberontakan rakyat Kediri .

Unsur Intrinsik

A.      Tema dan Amanat
Hisfic ini menurut saya begitu sederhana,  namun penulis mampu membawakannya dengan luar biasa.

Cerita ini memberikan pesan bahwa rakyat kecil juga harus tegas.  Mau menolak yang batil dan menegakkan yang haq.

B.      Point of View
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang keduaSudut pandang yang tepat bagiku, karena memang cerita seperti ini berdasarkan hayalan tingkat tinggi sang penulis. 

C.      Alur

Alur dalam cerita adalah alur maju.

D.      Tokoh dan Penokohan
Panembahan Podo: pemuda pemilik padepokan kentang,  yang amat tegas serta memiliki pendirian yang kuat. 

Pangeran Jayasabha: Putra mahkota Prabu Kertajaya yang angkuh, sombong serta pemarah.  Namun,  ia seorang yang penurut.  Menuruti perintah Ayahanda.

Prabu Kertajaya : Disini beliau hanya diceritakan bahwa beliau seorang raja yang memegang tampuk kekuasaan dengan kejam dan tidak adil.  Rakyat banyak yang menderita. Bahkan beliau mengaku jelmaan Dewa yang harus disembah. 

Akuwu Tumapel: seorang pemuda yang akan memimpin pemberontakan.

Beberapa cantrik dan prajurit.

E.       Latar

Latar tempat
Di padepokan kentang milik panembahan podo.  

Latar waktu
Siang hari,  hal ini dapat disimpulkan dari kalimat di awal.

"Siang yang tanpa matahari,  mendung gelap yang tak bersahabat, dipadu hembusan angin pegununggan yang menggidikkan"

F.       Gaya Bahasa
Bahasanya lugas dan mudah dimengerti.

G.     Ejaan  Bahasa Indonesia
Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh penulis sudah sesuai EYD, saya hampir tak menemukan kesalahan penulisan dalam cerita ini.

Namun,  tak ada manusia yang sempurna tentunya.  Ada satu kata yang typo dalam kata "lainm", yaitu seiring para cantrik lainm"

Unsur Ekstrinsik
Cerita ini memuat nilai-nilai kehidupan seperti nilai sosial dan nilai moral.

Nilai Sosial: Pembawaan yang tenang oleh sorang panembahan podo,  sikap ksatria, tegas dan memiliki pendirian patut dicontoh.  Ia tak haus akan kekuasaan serta pujian,  sehingga berani menyatakan kebenaran.

Nilai Moral: Bahwasannya,  menjadi seorang bawahan atau rakyat kecil tetap harus memiliki harga diri dan pendirian yang kuat.  

Secara keseluruhan, menurut saya sendiri hisfic ini unik dan mengandung nilai sosial yang bagus. Sehingga tak membutuhkan ketenangan saat membaca. Mengalir apa adanya.

Monday 9 December 2019

Cerpen Jansi (Januari Siloam)

Raja siang mulai menampakkan wajahnya.  Cahaya indahnya memancar ke seluruh penjuru dunia.  Pagi itu,  usai Rudi selesai menumpahkan isi hatinya di atas sajadah dalam duha, istrinya memanggil.

"Mas,  perutku mulai sakit" ucap Lena.
"Maa Syaa Allah,  nanti mau lahiran dik? " ucap rudi seraya menghampiri istrinya. 

Rudi segera mengemas perlengkapan Ibu dan calon bayinya.  Tak perlu fikir panjang,  Rudi membawa istrinya menuju Rumah Sakit Siloam. 

Degup jantung yang mulai tak terkontrol,  menghawatirkan keselamatan istri dan calon anaknya.  Ucapan doa tak henti ia lantunkan.  Tak lama kemudian,  lahirlah seorang anak berwajah tampan rupawan.
Rudi memberi nama Jansi yang merupakan singkatan dari Januari Siloam.  Ya,  nama tersebut terbesit karena anaknya *Lahir Di RS Siloam* di bulan Januari.

Sekian tahun berlalu,Jansi pun beranjak dewasa. Jansi *Sekolah Di Sekolah Pelita Harapan*. Kebetulan Sekolah Pelita Harapan tempatnya sangat strategis.
Jansi mempunyai Hobi membaca buku, Dia selalu *Membeli buku di Books and Beyond* dimana tersedia berbagai macam buku dan peralatan sekolah. 

Begitu juga jika Lena ingin belanja usai menjemput Jansi sekolah, mereka hanya perlu dua atau tiga menit sampai di Matahari dan Hypermart. 

Seperti siang itu,  terik matahari membuat dahaga menghampiri.  Setelah Rudi dan Lena menjemput Jansi,  mereka mampir *Belanja di Matahari dan Hypermart* untuk berbelanja keperluan bulanan.  Jansi juga membeli beberapa perlengkapan sekolah yang sudah mulai menua.  Usai belanja, mereka mampir di Maxx Coffee langganan Rudi.  Karena memang *Ngopi di Maxx Coffe* sangat nikmat tiada tara. 

Setelah Jansi dewasa,  Rudi dan Lena mulai memberi kepercayaan untuk memilih universitas,  memilih teman hidup dan yang lainnya kepada Jansi.  Saat itu,  Jansi memilih *Kuliah di Universitas Pelita Harapan* yang memang tak jauh dari tempat tinggalnya. 

Hari berlalu begitu cepatnya,  sampai saat Jansi ingin menikahi gadis pujaannya meski kini ia masih kuliah di semester 5. Zaheen nama wanita pujaannya. 

Zaheen wanita sholihah berjilbab yang membuat hati Jansi terpikat. Rumah Zaheen pun tak begitu jauh dari tempat tinggal Jansi.  Zaheen tinggal *Di Lippo Karawaci* 
Setelah mendapat restu serta dukungan dari masing-masing orangtua,  merekapun menikah.  Usia muda,  tak membuat mereka bermanja dengan harta dan kekayaan orangtuanya.  Mereka memulai bisnis kecil-kecilan sambil menyelesaikan kuliahnya. Sebagian pengahsialannya mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari, dan sisanya merekapun sepakat untuk *MeNabung di Nobu Bank*

Dengan modal secukupnya, kini Jansi dan Zaheen sudah memiliki tempat tinggal.  Mereka *Tinggal di Meikarta*.

Meski disibukkan dengan urusan kuliah dan bisnis,  sesekali Jansi mengajak sang istri *Nonton di Cinemaxx*

Suatu ketika,  Zaheen tengah ulang tahun.  Jansi mengajak istrinya untuk berlibur melepas penatnya pekerjaan rumah.  Jansi mengajak Zaheen untuk *Check in di Hotel Aryaduta.* Sesampainya di hotel,  Jansi meminta Zaheen untuk masuk ke kamar terlebih dahulu dengan alasan Jansi sedang ada janji dengan teman kuliahnya sebentar saja. 

Tanpa sepengetahuan Zaheen,  Jansi pergi untuk mencarikan hadiah untuk istri tercinta.  Ia telah memesan *Grab* bike melalui gawainya. 

 Sementara itu,  sambil melepas lelah,  Zaheen menikmati secangkir teh di depan kolam seraya *Membaca sebuah berita, Berita Satu,  Jakarta Globe,  Investor Daily.*

Tak lama kemudian.
"Zaheen,  kemasi barang-barang kita"

Tiba-tiba Jansi datang dengan tergopoh-gopoh, mengagetkan Zaheen yang tengah melamun.

"Ada apa mas?  Sepertinya serius?" tanya Zaheen.
"Ayah barusan telfon. Kini Ibu *Sakit & Dirawat di Rumah Sakit Siloam* jawab Jansi sambil mengemas barangnya.


Zaheen merasa kaget, lalu ikut berkemas.

"Ibu sakit apa mas?" tanya Zaheen di perjalanan.
"kanker, sudah lama,  tapi Ibu selalu berkata *tak apa-apa*" ucap Jansi bergetar.

Selang 45 menit,  karena memang jarak hotel dan Rumah Sakit Siloam tak jauh,  Jansi dan Zaheen tiba di Siloam. 

Sesaat setelah Jansi datang,  Ayahnya (Rudi)  memeluk Jansi seraya berkata,

"sabar ya nak,  doakan Ibumu di sisi Allah"

"maksudnya???"

Jansi lemas,  ia tertunduk lesu.  Ingin menjerit namun tak kuasa.  Ia kuatkan hatinya untuk menemui jenazah sang Ibu. 

*Innalillahi wa inna ilaihi Rooji'un*

Ibunya telah kembali pada Robb Semesta Alam. 

Zaheen hanya bisa mendoakan,  serta memberi dukungan kepada suami dan mertuanya.  Lena, sang Ibu *Meninggal dan Dikubur di Pemakaman Raudhatul Jannah*

Jansi melanjutkan hidupnya bersama Zaheen,  sedangkan sang Ayah tinggal bersama Jansi dan istrinya.

*TAMAT*
🙏🙏

Saturday 7 December 2019

Jawaban Ulangan Bikin Guru Terharu

Ulangan akhir semester biasanya adalah moment yang paling mendebarkan. Selain orangtua, gurupun ikut merasakan kegelisahan yang luar biasa. 

Berbagai pertanyaan timbul dalam benak sang guru. 
"Bisakah anak-anak menjawab soal yang ada? "
"Susahkah soal yang ada?"
"Belajar nggak ya anak-anak di rumah?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul.  

Bagi siswa,  Penilaian Akhir Semester juga moment yang terpenting dan mendebarkan karena menentukan nilai rapornya kelak.  Namun,  ternyata tak semua siswa menganggap penting Penilaian Akhir Semester.  Ada pula sebagian siswa yang justru menjawab asal - asalan bahkan untuk essay ada pula yang tak menjawabnya.  

Seperti halnya saat ini,  Penilaian Akhir Semester telah usai.  Aku sebagai guru matematika mulai mengoreksi lembar demi lembar jawaban siswaku. 

Mataku tertuju pada satu jawaban.  Jawaban yang begitu unik menurutku.  
Meski ada beberapa jawaban yang membuatku tersipu malu,  namun satu jawaban anak ini membuatku tertegun.  

"Maaf Bu,  sebenarnya aku bisa tapi aku lupa caranya masalahnya aku tu pinternya buka di pelajaran apapun,  aku pinternya di pelajaran olahraga,  maaf ya bu".

Maa syaa Allah,  jawaban yang luar biasa.  Padahal soalnya hanya diminta menentukan luas dan keliling sebuah lingkaran.  

Tak mau kalah,  jawaban dari siswa tersebut pun aku balas.  
"Terimakasih atas kejujurannya.  Kembangkan bakatmu nak,  Bu Eka mendukungmu selalu asal untuk kebaikanmu. Yang terpenting libatkan Allah dalam setiap aktivitasmu. Pelajaran apapun yang tak kau fahami,  Berusahalah.  Berusaha dan berdoa tentunya.  Jika sudah berusaha,  namun hasil tak maksimal,  syukurilah anugrah Allah.  Semoga kelak kau jadi atlet ternama yang dapat mengharumkan Indonesia".





Contoh Soal Pecahan Kelas 6 SD

Assalamualaikum sahabat Adinia.  Kali ini,  adinia share contoh soal pecahan kelas 6 SD dalam bentuk pilihan ganda.  Pada dasarnya,  pecahan kelas 6 mengulang kelas 5, hanya saja banyak anak yang masih susah sekali menyelesaikan soal materi pecahan. 

Saya share dimulai dari petunjuk pengerjaan soal ya.  Semoga bermanfaat. 



PETUNJUK:
1. Tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya
3. Selesaikan soal yang dianggap paling mudah terlebih dahulu
4. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
BERILAH TANDA SILANG (X) PADA SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR

1. Bentuk pecahan desimal dari  13/25 adalah.... (USBN 2019)
A. 0, 52
B. 0,39
C. 0,26
D. 0,13

2. Bentuk pecahan biasa paling sederhana dari 75% adalah...
A. 1/4 
B. 1/2
C. 3/4
D. 4/5

3. 11/4   ;  35%  ; 0,75  ;  1/2  ; 0,25
Urutan pecahan diatas dari yang terkecil adalah...
A. 0,25 ;  35%  ;  1/2  ; 0,75  ; 11/4 
B. 0,25 ;  1/2  ; 0,75  ;  35%  ; 11/4 
C. 11/4   ; 0,75  ;  1/2  ;  35%  ; 0,25
D. 35%  ; 0,75  ;  1/2  ; 0,25 ; 11/4 

4. Untuk membentuk pribadi yang baik, anak-anak berlomba untuk menambah hafalan Al Qur’an. Azka berhasil menghafal 5/8 bagian dari Al Quran, Aziza berhasil menghafal 28% bagian dari Al Quran, sedangkan Salsabila berhasil menghafal 0,59 bagian dari Al Quran. Urutan nama siswa dengan hafalan dari yang paling banyak adalah.... (TO JSIT 2019)
A. Salsabila, Azka, Aziza
B. Salsabila, Aziza, Azka
C. Azka, Aziza, Salsabila
D. Azka, Salsabila, Aziza

5. 2 gros  +  4,5 lusin  = ......... buah  (USBN 2019)
A. 234
B. 243
C. 324
D. 342

6. 10 tahun + 1/4 abad =...... tahun
A. 35
B. 25
C. 20
D. 10

7. 11/4 + 25% + 0,125 =....
A. 1,25
B. 1,50
C. 1,625
D. 2,00

8. 85% - 3/5 =.....
A. 1/4
B. 3/4
C. 11/4
D. 13/4

9. Hasil dari  21/6 x 0,2 adalah...
A. 13/30
B. 12/30
C. 11/30
D. 10/30

10. Hasil dari 21/2 x 7/8 : 0,25 adalah.... (TO JSIT 2019)
A. 6 7/8
B. 6 3/10
C. 8 7/20
D. 8 3/4

11. Hasil dari 3,75 x   1/5  : 25% adalah...
A. 4
B. 3
C. 2
D. 1

12. Hasil dari 0,4  : 35% adalah...
A. 6/7
B. 7/8
C. 8/7
D. 9/8

13. Hasil dari  75 % - (0,25 + 1/5) adalah...
A. 0,50
B. 0,40
C. 0,30
D. 0,20

14. Ibu memiliki persediaan tepung sebanyak  21/2 kg. Untuk keperluan membuat kue, Ibu membeli tepung lagi sebanyak 3/4 kg. Ternyata tepungnya hanya terpakai  21/4 kg. Sisa tepung yang Ibu punya adalah....
A. 1/4 kg
B. 1/2 kg
C. 3/4 kg
D. 1  kg

15. Toko Nadia memiliki persediaan 3 1/2 lusin gamis. Pada hari Jum’at datang lagi gamis sebanyak 0,75 lusin. Dalam dua hari alhamdulillah gamis-gamis tersebut terjual 21/4 lusin. Sisa gamis yang ada di toko Nadia sebanyak.... lusin.
A. 1
B. 1 1/4
C. 2
D. 21/4


Terimakasih.
Harap tinggalkan pesan ya di kolom komentar.

Sunday 17 November 2019

Ulasan Cerpen Gorong-gorong

Gorong-gorong adalah cerita pendek (cerpen) di ngodop.com yang unik menurutku. Cerpen ditulis oleh penulis yang memiliki nama Naila Zulfa pada bulan September 2019, cerita ini berkisah tentang omelan sang ibu di hampir setiap hari karena banyaknya kecelakaan di gorong-gorong depan rumah.

Dalam cerpen “Gorong-gorong” menceritakan omelan seorang Ibu yang hampir setiap hari di dengar oleh anak serta suaminya. Omelan yang diucapkan bukan masalah perselingkuhan suaminya bukan juga masalah anak yang kurang ajar. Hanya karena salah posisi rumah saja. Ups, salah si gorong-gorong yang sudah minta dimanja.

Konon dalam cerita, gorong-gorong tersebut sudah tak layak untuk dilewati karena seringkali memakan korban. Karena rumah si Ibu dalam cerita kebetulan tepat di pengkolan tempat gorong-gorong itu berada, maka acap kali si Ibu yang senantiasa menjadi pahlawan saat kecelakaan terjadi. Sebenarnya sudah dialokasikan pembenahan gorong-gorong namun proyek tersebut mangkrak. Terhitung sepuluh bulan sejak dibuat galian, sudah lebih dari dua puluh orang terjatuh.
Yang menjadi pertanyaan, kemanakah Pak Kades? Apakah tidak peduli dengan keadaan warganya? atau pura-pura tak peduli?

Banyak dugaan bahwa dana desa dikorupsi oleh Kades tersebut. Sebenarnya Sang anak sudah kerap kali menawarkan untuk menggalang suara di tingkat pemuda untuk menanyakan kejelasan dana desa yang ada. Namun, Ibu melarangnya. Kabarnya Mbah di belakang Pak Kades sangat mumpuni. Akhirnya si anak harus bersabar ditengah omelan dan keluhan Ibunya.

Namun, tak perlu waktu yang lama, ternyata ada seseorang yang berani melaporkan Kades. Nyatanya, terdengar berita ‘Diduga Korupsi Dana Desa, Seorang Kades Ditangkap di Rumahnya’. Kabar yang sangat tak terduga, yang bisa membuat hat tersenyum lega, serasa merdeka dari omelan sang Ibu. Namun sangat disayangkan, desa yang terkenal agamis, kini tercemar gara-gara ulang seorang Kades.

Unsur Intrinsik

A.      Tema dan Amanat
Cerpen ini menurut saya sederhana, idenya muncul dari kisah nyata di kehidupan seseorang sehingga mengalir dengan pasti serta mudah dipahami.

Cerita ini memberikan pesan bahwa, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga atau bisa juga dengan pepatah sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti tercium juga. Sehebat apapun menyimpan rahasia tentang dana desa yang tengah di korup, ternyata terbongkar juga itikad buruk Pak Kades.

B.      Point of View
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang pertama, terlihat dari penggunaan pronomina ‘aku’. Sudut pandang yang tepat bagiku, karena memang cerpen berdasarkan pengalaman di kehidupan nyata.

C.      Alur

Alur dalam cerita adalah alur maju

D.      Tokoh dan Penokohan
Aku : pedui pada lingkungan sekitar, namun memilih diam karena kekhawatiran sang Ibu.

Ibu: Peduli pada lingungan, cerewet, namun simpati terhadap apa yang terjadi di desanya.

Bapak: Kebapakan dan lebih mengutamakan nasehat itsrinya.

Pak Kades:  Antagonis, suka menggelapkan dana desa.

E.       Latar

Latar tempat
Di depan rumah 

Pagi hari, saat aku kebingungan mencari kunci motor, terdengar suara gedubruk di depan rumah.

Latar waktu
Siang hari, pagi hari

Siang bolong seperti ini aku harus mendengar Ibu mengomel lagi dan lagi.

F.       Gaya Bahasa
Bahasanya lugas dan mudah dimengerti.

G.     Ejaan  Bahasa Indonesia
Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh penulis sudah sesuai EYD, namun ada beberapa yang luput karena memang tak ada manusia yang sempurna. Dalam kalimat ‘Info ini kudengar langsung dari Ibu saat libur di hari minggu’, dalam penulisan hari minggu sebenarnya menggunakan huruf kapital pada nama hari.

Unsur Ekstrinsik
Cerita ini memuat nilai-nilai kehidupan seperti nilai agama, nilai sosial dan nilai moral.

Nilai agamis: Perilaku syirik
Ndilalah  Ibu melihta Pak Kades yang khusyuk menabur bunga di jembatan dekat rumah.

Nilai Sosial: Suka menolong
Ibu dan Bapak segera berlari ke depan. Menolong si pengendara yang ternyata salah satu sesepuh desa.

Secara keseluruhan, menurut saya sendiri cerpen ini unik dan mengandung kritik sosial yang sesuai. Sehingga tak membutuhkan ketenangan saat membaca. Mengalir apa adanya.


Teks cerpen ini diterbitkan di www.ngodop.com

Referensi:
https://plus.google.com/up/?continue=https://plus.google.com/share?url%3Dhttp://www.ngodop.com/art/38/Gorong-Gorong

Sunday 3 November 2019

Lima Langkah dari Rumah Part 5

Tak ingin seperti sinetron yang ada. Juga Deby ingin menjaga kewarasannya. Deby hanya terdiam menyaksikan pemandangan yang membuat sesak di dada.

"antarkan aku pulang!" ajak Deby.
"aku samperin ya mbak?" tanya Dion.
"enggak, antar aku pulang saja yon. Aku lelah" jawab Deby.

Akhirnya Dion mengantar Deby pulang. Sesampainya di rumah, Deby mengurung diri di kamarnya. Mau mengirim oesan singkat, tapi apa yang mau ia ketik.

"kamu dimana?" akhirnya Deby mengirimkan pesan.

"sedang ada ketemu dengan teman lama sayang" balasnya.
"dimana?" jawab Deby singkat.
"di lapangan, kenapa?"

Ah, lega hati Deby, benar, mungkin temannya. Aku enggak boleh suudzon. Dalam batin Deby.

"o begitu, hati-hati ya sayang. Laki apa perembmpuan mas?" balas Deby dengan nada pelan karena ia tak lagi maran.

"laki-laki kok sayang" jawabnya.

Oh my god, pacarku berbohong. Aku dibohongi. Deby mulai murung lagi. Sms tak dibalas, Deby kini mulai berfikir. Akankah putus saja? Deby sudah lelah di bohongi.

"maaf, kita putus" pesan yang dikirimkan Deby dengan penuh kesedihan.

Bima tak membalas pesan Deby. Deby mulai sangat kesal. Sudah tak ingin lagi bertemu dengan Beni. Ia benar-benar muak. Sakit hatinya tak kan terobati, meski masih cinta, Deby akan mulai belajar melupakannya.

Bremmm bremmmmm

Suara motor terhenti di depan rumah, di teras masih ada Dion bersama adikku yang tengah bermain gitar. Orangtuaku sedang ada acara di rumah saudara.

"mana mbakmu, Faiq?" tanya Beni usai mematikan motornya.
"ada, mbak, mbak, ada yang cari". Masuk aja mas".

Tok tok tok
"dik, apa maksud pesanmu?" tolong bukakan pintu" ucap Beni seraya mengetuk pintu kamar Deby.

Deby tak menjawab. Ia sedang menangis, marah, benci campur menjadi satu.

Tok tok tok
"tolong lah dik, kita bicara baik-baik".

Akhirnya Deby membukakan pintu. Deby di tarik keluar rumah. Di sudut rumah ada sebuah bangku kecil, cukup untuk duduk bertiga. Diajaknya Deby duduk di bangku tersebut.

"apa maksudmu? Apa salahku hingga kau putuskan aku?

"kamu barusan ketemuan sama Ita kan?" ucap Deby seraya menghapus air matanya.

Beni terkejut, dari mana ia tahu tentang Ita. Padahal, tak pernah ia ceritakan kepada siapapun perihal Ita. Rupanya, Ita pacar pertama Beni.

"mas berbohong kan? Pertama, aku kau jadikan taruhan, kedua kau bertemu dengan Ita di belakangku, ketiga kau berselingkuh, keempat kau berbohong. Itu alasanku ingin putus darimu" ucap Deby sambil menangis tersedu.

"tak kusangka, kamu sejahat itu mas sama aku. Kalau kamu enggak suka sama aku, kenapa kamu sakiti aku mas? Sekarang sudah puaskah kamu?" tanya Deby.

"da da dari mana kau tahu?" tanya Beni tertunduk lesu.

"sudah lah, aku tak ingin melihatmu lagi" ucap Deby sambil menunjukkan sms dari Ita.

"dik, kali ini percayalah. Aku memang salah, tapi akan kuputuskan Ita demi kamu" ucap Beni.

"maaf, sayang sekali aku sudah terlanjur benci" ucap Deby sambil lari ke kamarnya lagi, ia tak peduli Hp nya masih di tangan Beni.

Meski Beni memohon, Deby tak mau lagi balikan dengan Beni. Keputusannya sudah bulat.

Hari berganti hari, setelah 5 tahun berlalu. Keduanya sudah baikan, namun hanya jadi teman. Yang tadinya terfikir, pacarku lima langkah, suamiku lima langkah. Kini tak lagi terpikirkan.

Beni pun akan segera menikah dengan wanita lain. Bukan dengan Deby, bukan pula dengan Ita. Beni bertemu dengan calon istrinya ditempatnya ia bekerja.
Karena rumah Deby dan Beni berdekatan
 Deby pun diminta untuk bantu-bantu memersiapkan pernikahan sang mantan. Sakit sih iya, namun Deby tahan agar tidak ketahuan.

Acara pernikahan begitu lancar, Deby diminta menjadi pembawa acara di pernikahan Beni. Meski di sana mereka saling adu pandang, namun Deby sadar, Beni bukan miliknya lagi. Ia hanya sepenggal kisah masa lalu yang kelam.

#Tamat#

Lima Langkah dari Rumah Part 4

"apa??!"

Wajah Deby murung, serasa disambar petir. Sakit  bukan main, namun cintanya belum pudar. Dalam hati ia berkata, aku harus tanyakan kepada Beni. Sejahat itukah dia, ah menurut Deby, Beni tak sejahat yabg Dion ceritakan. Lima bulan berlalu, hubungan mereka terjalin dengan baik.

Tin tin tin.......

Pagi itu, saat Deby tengah menyapu halaman, terlihat seorang lelaki membunyikan klakson motor. Ia pandangi lelaki itu.

"mas Beni, ah betulkah itu dia?" tanyaku sambil tersipu malu.

(besok kutunggu di warung bakso jumbo depan lapangan, pukul 13.00)

Bunyi sms yang muncul di layar Hp Deby.  Hati pun berbunga-bunga tak sabar menanti hari esok.

Pertemuan mereka tak seromantis romeo dan juliet. Meski sudah lama berpisah, saat berjumpa mereka terlihat biasa saja, hanya saling senyum dan saling pandang.

"sehat mas?" tanyaku mengawali.
"alhamdulillah dik, kamu sehat juga kan. Terima amplop ini ya dik, kau saja yang simpan" Beni menyerahkan amplop berisi beberapa lembar uang.

"tapi aku bukan siapa-siapa. Tak pantas aku menerima uang ini".

"bukankah kelak kita akan menikah? Simpanlah dik, aku tak sempat membelikanmu oleh-oleh. Belilah baju dan yang lainnya.

"apakah aku hanya sebagai taruhan?" tanyaku.
"kata siapa?" ia bertanya kembali, namun wajahnya terlihat begitu gugup.
"mas, sudah banyak yang bilang sama Deby, benarkah itu?" tanyaku.
"andai aku jujur, apakah kamu akan percaya?" tanyanya.

Deby hanya menganggukkan kepala.

"sebelum aku menyatakan cinta sama kamu, adakah 2 pemuda kampung yang juga menyatakan cinta padamu?" Beni bertanya kepada Deby.

Deby diam, menatap wajah Beni denga tanda tanya yang sangat banyak. Knapa Beni bisa tahu padahal Debyvtak pernah cerita. Deby kini kembali menganggukkan kepalanya.

"ya, itulah, kita sedang bertaruh. Saat itu memang, aku tak begitu ingin berpacaran denganmu, namun, setelah aku mendekatimu rasa cinta muncul begitu saja, maka sampai kini, menurutku cintaku padamu bukan perkara taruhan. Inilah perasaanku" jelas Beni kepada Deby.

Deby tersenyum. Entah apa yang merasuki Deby hingga ia mudah luluh dan percaya kepada ucapan Beni.

Hari demi hari berlalu, saat Beni pulang Deby sering janjian untuk bertemu dengan Beni. Sampai pada suatu hari, sms masuk di Hp ku.

'jangan dekati Beni, dia milikku. Dari Ita kekasih hati Beni'

Kali ini, Deby tak perdulikan pesan tersebut. Karena bagi Deby memang suatu hubungan akan banyak sekali rintangannya. Meski Deby penasaran, ia tetap mengabaikan pesan tersebut.

Sore itu, ada sebuah tandingan sepak bola di lapangan. Tak seperti biasanya, Beni tak kunjung menghubungi Deby. Biasanya Beni selalu mengajak Deby menonton pertandingan-pertandingan yang ada di lapangan.

"mbak, ikut aku yuk" ajak Dion.
"kemana?
"nonton Bola, sama adik mbak juga kok" jawabnya.

Deby ikut saja, karena memang sedang badmood. Sesampainya di lapangan, Dion menunjuk ke satu arah.
"lihat itu mbk"

Terlihat Beni sedang duduk berdua menikmati pertandingan sepak bola dengan seorang wanita.

¤Bersambung¤

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...