Friday 13 December 2019

Ulasan Cerma Sendiri

Degup jantung berdetak tak menentu, pasalnya setelah membaca salah satu cerpen berjudul "sendiri" aku akan mulai mengulas. Namun, jari jemariku mendadak lemas tatkala kumembaca penulis cerma tersebut. Nama yang tak asing bagiku. Ya, cerma hasil karya dari seorang ketua komunitas menulis One Day One Post, Wakhid Syamsudin.

Well, berbeda dengan Cerita Remaja yang biasanya berkutat pada masalah percintaan apalagi cinta segitiga, pada cerma sendiri, penulis mengusung sebuah tema tentang nilai kejujuran dan pendirian dari seorang siswa yang tergolong cerdas di kelas tersebut. Puncaknya adalah saat harus rela dijauhi teman di kelasnya,  bahkan tak memiliki satupun teman karena tak pernah mau memberikan contekan tugas maupun ulangan.

Alur : Maju. Kisahnya mengalur pelan-pelan. Pun dalam pemaparan alur rentetan kejadian sudah dialurkan dengan koherensi yang benar-benar sinkron. Tak usah diragukan lagi,  sudah lulus baca KBBI nya.  (hehehe)

Latar: mengambil settingan sebuah kelas juga sebuah warnet.

Penokohan dan perwatakan :
Luthfi: sang tokoh utama yang memiliki pendirian kokoh.  Tak goyah untuk mempertahankan pendiriannya meski harus sendiri ditengah keramaian kelas.

Septian,  Alfian dan temannya: tokoh sampingan yang begitu benci dengan Luthfi lantaran tak pernah diberi contekan.

Mas Zaini: penjaga warnet

Seorang gadis cantik yang kini membuat Luthfi, sang tokoh utama merasa tak sendiri lagi.


Sudut Pandang (POV) : Sudut pandang orang kedua yang menceritakan konflik tokoh utama.

Gaya bahasa : Gaya bahasa yang sederhana dengan pilihan kata yang sederhana pula. Sehingga mudah dipahami oleh para remaja sekaligus pembaca pemula seperti saya.

Amanat : Cerma ini berisi amanat untuk berpantang menyerah untuk sebuah kejujuran dalam belajar.


Unsur Ekstrinsik
Kesesuaian dengan tema : kisah dalam cerpen ini mengalur memaparkan tema dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami.

Kelebihan :
Cerma ini mengandung nilai-nilai kehidupan yang diperlukan di masa sekarang. Disaat para remaja usia anak sekolah menginginkan kemudahan dalam mengerjakan soal,  saling bantu meski dalam keburukan. Cerma ini mengangkat nilai etika. Tema bacaan seperti ini adalah oase bagi kehidupan zaman now.

Kekurangan :
Sepanjang membaca cerma ini,  saya tak menemukan adanya kesalahan penulisan, bahkan pilihan katanya sudah sangat baik.


Pengulas
Cerita remaja dengan judul sendiri diulas oleh Eka Adinia. Wanita berusia 29 tahun seorang penulis pemula di keluarga besar ODOP yang masuk dalam ODOP Batch 7 di kelas fiksi. Berharap dunia baca tulis mampu membuatnya jadi seorang Ibu yang produktif ditengah kesibukan.

2 comments:

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...