Monday 9 December 2019

Cerpen Jansi (Januari Siloam)

Raja siang mulai menampakkan wajahnya.  Cahaya indahnya memancar ke seluruh penjuru dunia.  Pagi itu,  usai Rudi selesai menumpahkan isi hatinya di atas sajadah dalam duha, istrinya memanggil.

"Mas,  perutku mulai sakit" ucap Lena.
"Maa Syaa Allah,  nanti mau lahiran dik? " ucap rudi seraya menghampiri istrinya. 

Rudi segera mengemas perlengkapan Ibu dan calon bayinya.  Tak perlu fikir panjang,  Rudi membawa istrinya menuju Rumah Sakit Siloam. 

Degup jantung yang mulai tak terkontrol,  menghawatirkan keselamatan istri dan calon anaknya.  Ucapan doa tak henti ia lantunkan.  Tak lama kemudian,  lahirlah seorang anak berwajah tampan rupawan.
Rudi memberi nama Jansi yang merupakan singkatan dari Januari Siloam.  Ya,  nama tersebut terbesit karena anaknya *Lahir Di RS Siloam* di bulan Januari.

Sekian tahun berlalu,Jansi pun beranjak dewasa. Jansi *Sekolah Di Sekolah Pelita Harapan*. Kebetulan Sekolah Pelita Harapan tempatnya sangat strategis.
Jansi mempunyai Hobi membaca buku, Dia selalu *Membeli buku di Books and Beyond* dimana tersedia berbagai macam buku dan peralatan sekolah. 

Begitu juga jika Lena ingin belanja usai menjemput Jansi sekolah, mereka hanya perlu dua atau tiga menit sampai di Matahari dan Hypermart. 

Seperti siang itu,  terik matahari membuat dahaga menghampiri.  Setelah Rudi dan Lena menjemput Jansi,  mereka mampir *Belanja di Matahari dan Hypermart* untuk berbelanja keperluan bulanan.  Jansi juga membeli beberapa perlengkapan sekolah yang sudah mulai menua.  Usai belanja, mereka mampir di Maxx Coffee langganan Rudi.  Karena memang *Ngopi di Maxx Coffe* sangat nikmat tiada tara. 

Setelah Jansi dewasa,  Rudi dan Lena mulai memberi kepercayaan untuk memilih universitas,  memilih teman hidup dan yang lainnya kepada Jansi.  Saat itu,  Jansi memilih *Kuliah di Universitas Pelita Harapan* yang memang tak jauh dari tempat tinggalnya. 

Hari berlalu begitu cepatnya,  sampai saat Jansi ingin menikahi gadis pujaannya meski kini ia masih kuliah di semester 5. Zaheen nama wanita pujaannya. 

Zaheen wanita sholihah berjilbab yang membuat hati Jansi terpikat. Rumah Zaheen pun tak begitu jauh dari tempat tinggal Jansi.  Zaheen tinggal *Di Lippo Karawaci* 
Setelah mendapat restu serta dukungan dari masing-masing orangtua,  merekapun menikah.  Usia muda,  tak membuat mereka bermanja dengan harta dan kekayaan orangtuanya.  Mereka memulai bisnis kecil-kecilan sambil menyelesaikan kuliahnya. Sebagian pengahsialannya mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari, dan sisanya merekapun sepakat untuk *MeNabung di Nobu Bank*

Dengan modal secukupnya, kini Jansi dan Zaheen sudah memiliki tempat tinggal.  Mereka *Tinggal di Meikarta*.

Meski disibukkan dengan urusan kuliah dan bisnis,  sesekali Jansi mengajak sang istri *Nonton di Cinemaxx*

Suatu ketika,  Zaheen tengah ulang tahun.  Jansi mengajak istrinya untuk berlibur melepas penatnya pekerjaan rumah.  Jansi mengajak Zaheen untuk *Check in di Hotel Aryaduta.* Sesampainya di hotel,  Jansi meminta Zaheen untuk masuk ke kamar terlebih dahulu dengan alasan Jansi sedang ada janji dengan teman kuliahnya sebentar saja. 

Tanpa sepengetahuan Zaheen,  Jansi pergi untuk mencarikan hadiah untuk istri tercinta.  Ia telah memesan *Grab* bike melalui gawainya. 

 Sementara itu,  sambil melepas lelah,  Zaheen menikmati secangkir teh di depan kolam seraya *Membaca sebuah berita, Berita Satu,  Jakarta Globe,  Investor Daily.*

Tak lama kemudian.
"Zaheen,  kemasi barang-barang kita"

Tiba-tiba Jansi datang dengan tergopoh-gopoh, mengagetkan Zaheen yang tengah melamun.

"Ada apa mas?  Sepertinya serius?" tanya Zaheen.
"Ayah barusan telfon. Kini Ibu *Sakit & Dirawat di Rumah Sakit Siloam* jawab Jansi sambil mengemas barangnya.


Zaheen merasa kaget, lalu ikut berkemas.

"Ibu sakit apa mas?" tanya Zaheen di perjalanan.
"kanker, sudah lama,  tapi Ibu selalu berkata *tak apa-apa*" ucap Jansi bergetar.

Selang 45 menit,  karena memang jarak hotel dan Rumah Sakit Siloam tak jauh,  Jansi dan Zaheen tiba di Siloam. 

Sesaat setelah Jansi datang,  Ayahnya (Rudi)  memeluk Jansi seraya berkata,

"sabar ya nak,  doakan Ibumu di sisi Allah"

"maksudnya???"

Jansi lemas,  ia tertunduk lesu.  Ingin menjerit namun tak kuasa.  Ia kuatkan hatinya untuk menemui jenazah sang Ibu. 

*Innalillahi wa inna ilaihi Rooji'un*

Ibunya telah kembali pada Robb Semesta Alam. 

Zaheen hanya bisa mendoakan,  serta memberi dukungan kepada suami dan mertuanya.  Lena, sang Ibu *Meninggal dan Dikubur di Pemakaman Raudhatul Jannah*

Jansi melanjutkan hidupnya bersama Zaheen,  sedangkan sang Ayah tinggal bersama Jansi dan istrinya.

*TAMAT*
🙏🙏

1 comment:

  1. Cerpen ini dibuat untuk memenuhi tantangan menulis di Gumilar.

    ReplyDelete

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...