Panembahan podo adalah salah satu judul hisfic karya seorang anggota odop batch 4, yang meskipun ia berkata jauh dari maksimal, menurutku cerita didalamnya begitu menarik. Hiafic ini ditulis oleh penulis yang memiliki nama Suden Basayev untuk memenuhi tantangan pekan keenam. Cerita ini berkisah tentang sebuah ajakan dari kerajaan Kediri untuk menolak pemberontakan rakyat Kediri .
Unsur Intrinsik
A. Tema dan Amanat
Hisfic ini menurut saya begitu sederhana, namun penulis mampu membawakannya dengan luar biasa.
Cerita ini memberikan pesan bahwa rakyat kecil juga harus tegas. Mau menolak yang batil dan menegakkan yang haq.
B. Point of View
Cerita ini menggunakan sudut pandang orang kedua. Sudut pandang yang tepat bagiku, karena memang cerita seperti ini berdasarkan hayalan tingkat tinggi sang penulis.
C. Alur
Alur dalam cerita adalah alur maju.
D. Tokoh dan Penokohan
Panembahan Podo: pemuda pemilik padepokan kentang, yang amat tegas serta memiliki pendirian yang kuat.
Pangeran Jayasabha: Putra mahkota Prabu Kertajaya yang angkuh, sombong serta pemarah. Namun, ia seorang yang penurut. Menuruti perintah Ayahanda.
Prabu Kertajaya : Disini beliau hanya diceritakan bahwa beliau seorang raja yang memegang tampuk kekuasaan dengan kejam dan tidak adil. Rakyat banyak yang menderita. Bahkan beliau mengaku jelmaan Dewa yang harus disembah.
Akuwu Tumapel: seorang pemuda yang akan memimpin pemberontakan.
Beberapa cantrik dan prajurit.
Prabu Kertajaya : Disini beliau hanya diceritakan bahwa beliau seorang raja yang memegang tampuk kekuasaan dengan kejam dan tidak adil. Rakyat banyak yang menderita. Bahkan beliau mengaku jelmaan Dewa yang harus disembah.
Akuwu Tumapel: seorang pemuda yang akan memimpin pemberontakan.
Beberapa cantrik dan prajurit.
E. Latar
Latar tempat
Di padepokan kentang milik panembahan podo.
Latar waktu
Siang hari, hal ini dapat disimpulkan dari kalimat di awal.
"Siang yang tanpa matahari, mendung gelap yang tak bersahabat, dipadu hembusan angin pegununggan yang menggidikkan"
Latar waktu
Siang hari, hal ini dapat disimpulkan dari kalimat di awal.
"Siang yang tanpa matahari, mendung gelap yang tak bersahabat, dipadu hembusan angin pegununggan yang menggidikkan"
F. Gaya Bahasa
Bahasanya lugas dan mudah dimengerti.
G. Ejaan Bahasa Indonesia
Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh penulis sudah sesuai EYD, saya hampir tak menemukan kesalahan penulisan dalam cerita ini.
Namun, tak ada manusia yang sempurna tentunya. Ada satu kata yang typo dalam kata "lainm", yaitu seiring para cantrik lainm"
Namun, tak ada manusia yang sempurna tentunya. Ada satu kata yang typo dalam kata "lainm", yaitu seiring para cantrik lainm"
Unsur Ekstrinsik
Cerita ini memuat nilai-nilai kehidupan seperti nilai sosial dan nilai moral.
Nilai Sosial: Pembawaan yang tenang oleh sorang panembahan podo, sikap ksatria, tegas dan memiliki pendirian patut dicontoh. Ia tak haus akan kekuasaan serta pujian, sehingga berani menyatakan kebenaran.
Nilai Moral: Bahwasannya, menjadi seorang bawahan atau rakyat kecil tetap harus memiliki harga diri dan pendirian yang kuat.
Nilai Moral: Bahwasannya, menjadi seorang bawahan atau rakyat kecil tetap harus memiliki harga diri dan pendirian yang kuat.
Secara keseluruhan, menurut saya sendiri hisfic ini unik dan mengandung nilai sosial yang bagus. Sehingga tak membutuhkan ketenangan saat membaca. Mengalir apa adanya.
No comments:
Post a Comment