"Ibu hamil tidak boleh stres, harus selalu enjoy, jangan sering menangis. In shaa Allah kalau makanan tidak ada pantangan, perbanyak makan sayur". Nasehat Bu Bidan padaku.
Ngomong- ngomong masalah makanan, hal yang paling bikin kangen setelah aku menikah ya masakan Ibu. Aku selalu kangen sama masakan Ibu.
Dulu, ketika masih gadis saat diminta Ibu untuk belajar masak, selalu kujawab
"Tenang bu, ada mbah google yang bisa membantu". Jawabku.
Qadarullah, ketika menikah aku dapat suami yang bertempat tinggal jauh dari signal. Sehingga untuk searchingpun tak bisa. Jangankan searching, untuk menerima telpon saja susah.
Setiap aku kangen sama masakan Ibu, aku telpon Ibu hanya untuk menanyakan resep masakan Ibu. Dari resep opor ayam, sambal ikan asin, pepes sampai tumis jamur. Resep yang Ibu berikan, aku catat untuk bahan contekan saat aku memasak esok hari. Namun, masakanku tak seenak masakan Ibu.
Sampai pada suatu hari, mual dan muntah terus kualami pada usia kehamilan minggu ke 8. Rasanya lidah ini benar-benar sudah kangen dengan pepes buatan Ibu. Pagi hari sebelum aku berangkat sekolah.
"Mas, nanti sore ke rumah Ibu ya". Pintaku.
"Iya dek, sudah kangen ya?.
Hari semakin cepat berlalu. Ketika suami menjemputku dari sekolah, dijalan hening tak ada sepatah kata dariku maupun darinya. Tiba-tiba
"Dek, nanti enggak ke rumah Ibu dulu ya, soalnya.........."
Belum sempat suamiku menjelaskan alasanya, air mataku langsung membanjiri pipi. Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Meski kata kenapa menyelimuti isi kepala, namun mulut ini tak berhenti berkicau.
"Mas sudah janji tadi pagi, pokoknya ditepati. Aku egak pernah minta apapun kan dari Mas, hanya sekali ini aku minta. Tapi egak dituruti, . ......". Jawabku nerocos
"Iya maaf, maaf sekali. Iya nanti ke rumah Ibu".
Meski suami sudah menjawab iya, namun aku masih saja menangis. Tak rela dengan keberatannya. Dengan segala cara, suami menenangkanku.
Dari dulu aku memang cengeng. Cengeng saat dilarang ini dan itu. Cengeng saat gagal kesini dan kesitu serta masih banyak yang lainnya.
Alhamdulillah sore itu kita jadi pergi ke rumah Ibu. Sesampainya di rumah Ibu, aku dibuatkan pepes sesuai permintaanku.
Nyummiiiiiiiiiii
Alhamdulillah, rasa mual sedikit hilang. Makanan jiga tidak ada yang berbalik arah. Memang masakan Ibu nomor satu.
Terimakasih Ibu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
RASUL PENYANYANG (By Afif)
Sumber : Muhammad Teladanku (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...
-
Assalamualaikum wr wb smart ladies. Hari ini ngodop hari ke empat. Dimana aku mulai agak buntu dengan ide. Setelah seharian berfikir, akhirn...
-
Gorong-gorong adalah cerita pendek (cerpen) di ngodop.com yang unik menurutku. Cerpen ditulis oleh penulis yang memiliki nama Naila Zulfa p...
Sangat menarik Kak..
ReplyDeleteAku jadi bayangin kalau ndak ada sinyal gimana ya :D..
udah kecanduan internetan...
Masakan ibu emang the best!semangat mb eka
ReplyDeleteSudah lama kangen masakan ibu, tapi tak pernah dapat lagi merasakannya
ReplyDeleteIbu memang yg terbaik
ReplyDeleteAlhamdulillah, sudah terobati kangennya...
ReplyDeleteIbu memang yang terbaik
mbak ekaaaaaaa! inspiratif
ReplyDeleteMasakan ibu memang yang paling enak, mbak
ReplyDelete