Friday 27 September 2019

Keluarga Miskin Penerima PKH

Beberapa tahun terakhir pemerintah mengadakan program PKH.
PKH atau Program Keluarga Harapan adalah program perlindungan sosial melalui pemberian uang non tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Mereka yang berhak mendapatkan PKH adalah yang memiliki ibu hamil/nifas/menyusui, dan/atau memiliki anak balita atau anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, dan/atau memiliki anak usia SD dan/atau SMP dan/atau anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar.

Menarik sekali ketika membahas kata miskin. Seharusnya pemerintah menuliskan kriteria miskin yang harus menerima bantuan PKH ini. 

Kenapa?

Akhir-akhir ini, salah satu penerima bantuan PKH curhat ke aku. Kebetulan beliau terbilang mampu jika kita hanya melihat dari bentuk rumahnya. Rumah yang sudah mentereng tegak beralaskan keramik. Namun jika kita melihat kedalam, luar biasa maa syaa Allah.  Ternyata rumah yang kini berdiri kokoh, hasil dari iuran anak-anaknya, sawah tak punya, ladang tak punya, hanya sepetak rumah yang ia miliki. 

Kemudian, ada beberapa tetangganya yang kini tengah berebut menginginkan bantuan PKH ini jika ada kesempatan. Mereka mengaku perlu menerima bantuan ini, karena menurut mereka, merekalah yang berhak menerima bantuan tersebut. 

"Rumahku lo masih jelek, kok aku enggak dapat bantuan". Ucap mereka.

Iya, rumah yang dihuni mereka memang belum bagus jika dilihat dari kacamata orang yang tidak bersyukur. Kenapa kubilang tidak bersyukur? Mereka memiliki segalanya, sawah mereka punya, ladang karet mereka punya, tempat tinggal yang layak juga mereka punya. 

Siapa sih yang mau miskin? Pasti tak ada yang mau. Begitu juga Ibu penerima PKH yang tengah curhat masalahnya ke aku. 
Andaikan pemerintah menuliskan kriteria calon penerima PKH mungkin tak ada lagi nyinyir disana sini.

Namun, hidup tanpa nyinyiran tetangga rasanya kurang manis.

20 comments:

  1. Sebenarnya definisi kemiskinan itu ketika kita tdk mampu utk mensyukuri nikmat yg Allah berikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Smoga kita termasuk golongan orang bersyukur ya kak. Makasih kak sudah mampir

      Delete
  2. Bener mba,hidup tanpa nyinyiran tetangga kurang manis, apalagi di negara berflower ini, hehehe. Yang saya ingat pas BLT jaman pak Sby, yang ambil uang nya pakai kalung emas. Miris melihatnya. Semangattt menulis, mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah,,, kalau dilihat dari kendaraan yg dipakai, emas yg digunakn serta berhektar2 lahan yang dipunya kan nggenah gitu. #bahasaku morat marit ya hehehe

      Delete
  3. Zaman ini emang era 'julid' ya, Mbak. Hanya melihat dari sisi 'luar' dan langsung komentar. Belum menggali dan bertanya dari sumbernya. Anyway, tulisannya keren. Salam dari warga London yang 'pendiam' (hehe). Kalau ada waktu mampir ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih oke memang tabayyun dulu ya kak jane. Tapi itulah kenyataan masyarakat kita. Siap mampir kak

      Delete
  4. No responlah untuk yang seperti itu, ngurus diri sendiri aja, jangan dengarkan 😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi,iya nih jd pendengar yg baik buat para curhaters hehehe

      Delete
  5. yasss begitulah orang lain, memandang hanya dari satu sudut...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal ada sudut lain di pojokan sana ya kak

      Delete
  6. Aneh nya pola pikir mereka ko mau di cap miskin dalam hal-hal macam ini. Astaghfurullah -_-

    ReplyDelete
  7. Semoga segala program berupa bantuan kedepan lebih diperhatikan pemerintah agar tepat sasaran

    ReplyDelete
  8. Bersyukur itu yang terbaik...semangat terus

    ReplyDelete
  9. Isunya dapet, tulisannya mengalir baik, sayang kurang panjang dan kurang dikulik lagi nih mbak. Isu-isu sosial begini bagus banget loh dijadikantulisan. tetap semangat emnulis yaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kosakata nya kurang banyak nih kak. Juga masih perlu banyak baca. Trimakasih kak supportnya

      Delete

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...