Tuesday 10 September 2019

Saya Pamit

Berawal dari munculnya perintah verifikasi KTP atau NIK untuk aktivasi nomor handphone. Itu sudah lama sekali. Dulu, ketika ada pemberitahuan sebenarnya saya langsung verifikasi kartu handphone saya, namun saat itu selalu gagal. Kurang faham ada kesalahan dimananya. Sampailah saatnya nomor saya bermasalah. 


Saat itu saya sedang hamil besar. Sabtu siang kucoba ke galerynya langsung untuk mengurus kesalahan yang telah terjadi, tapi sayangnya galerynya tutup. Tak tahunya, memang setiap sabtu galery tutup. Dilain kesempatan saya coba ke galerynya lagi, namun maa shaa Allah. Antrean yang begitu panjang terpampang di depan mata. Karena didesak oleh sang waktu untuk segera mendidik anak bangsa, akhirnya aku kembali ke sekolah. Namun, keadaan tak membuat saya menyerah. Dilain kesempatan kucoba kembali ke galery sekali, dua kali, tiga kali namun antrean tetap panjang. Sampai akhirnya kuputuskan "ya sudahlah".


Saat itu, nomor masih bisa digunakan untuk komunikasi via watshapp. Lama kelamaan, sampai saya lahiran dan sekarang usia anak sudah 15 bulan, nomor masih bisa dipakai untuk berkomunikasi. Sampai akhirnya, tepat di tanggal 09-09-2019 (tanggal yang begitu cantik), nomor yang kugunakan untuk komunikasi via watshapp say "good bye". Aplikasi watshapp keluar dengan sendirinya karena ada pembersihan telephone. Otomatis, saya tidak bisa lagi verifikasi nomor.


Sedih yang kualami, sepertinya melebihi sedih ditinggal mantan yah. Ups...... Mantan ya?


Sedih benar-benar sedih. Bagaimana tidak?. Saya seorang wali kelas. Dimana 4 tahun terakhir saya memegang kelas 6 disebuah SD swasta. Dimana, nomor tersebut kugunakan untuk komunikasi masalah ijazah. Bodohnya saya, admin grup tidak kubuat banyak. Hanya diriku seorang, sehingga ketika saya tidak bisa memakai nomornya, komunikasi terputus, grup juga lenyap. Apa yang harus kulakukan? Haruskah kujapri satu per satu?????


Tak kehabisan akal, aku menanti hari selasa. Dimana hari itu, jadwal mengajarku tak begitu full. Ada jeda waktu yang bisa kugunakan untuk ke galery mengurus nomor yang harapannya bisa terselamatkan. 

Dengan penuh harap,hari tersebut kukunjungi galerynya. Sesampainya disana, antrean begitu panjang. Satpam berkata, bisa melayani ba'da dzuhur, sedangkan jam tersebut saatnya aku mengajar. Akhirnya aku pergi ke galery satunya, disana kujelaskan kronologi kejadiannya. Kakak penjaga galert memberikan pengarahan. Setelah nomorku di cek. Kalimat yang keluar dari bibirnya adalah

"mbak, nomor mbak sudah hangus jadi tidak bisa dihidupkan lagi" katanya. 

'tolong lah mbak, itu nomorku sejak lama' pintaku

"mbak, seperti manusia yang sudah meninggal yang tidak bisa hidup lagi, maka kartu mbak pun tak bisa diaktifkan lagi. Sudah hangus"

Sedihnya hari itu, rasanya jika waktu bisa diulang. Ingin sekali aku masuk ke semua grup dan berkata:

"maaf, saya pamit"

Seperti yang dilakukan para artis youtuber's. Bedanya kalau saya memang nyata adanya, kalau mereka....... Entahlah. 

Dan benar saja, jelang magrib saya kirim WA ke banyak wali murid serta teman-teman bahwa nomor saya yang dulu pamit pergi dan tak kan kembali lagi. Kini, akan kumulai lembaran baru bersama nomor baruku. 

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Tolong tinggalkan jejak komentar anda. 

2 comments:

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...