Monday 30 September 2019

Jadi Bendahara Ternyata Tidak Mudah

Pernahkah anda merasakan posisi sebagai bendahara? Baik itu di organisasi, di kelas, di sekolah, di asrama atau dimana saja tempatnya. Jika pernah, pasti anda akan merasakan susahnya jadi bendahara.

Sama halnya seperti aku, kini aku diberi amanah menjadi bendahara disebuah koperasi.
Awalnya aku berfikir, menjadi bendahara itu mudah. Karena tugasnya hanya nagih uang, mencatat, lalu pegang uang.
Tapi ketika aku ditunjuk jadi bendahara di koperasi ini, aku sudah menolak untuk memegang uang. Aku orangnya suka khilaf, takutnya uang ummat aku pakai. Kan Ngeri.

Jadi bendahara itu dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang tinggi. Mencatat semua pengeluaran dan pemasukan. Walau pengeluaran itu hanya untuk membeli jarum atau hanya keluar Rp 1 (satu rupiah) saja harus dicatat. Dijelaskan sejelas-jelasnya dan sedetil-deilnya. Jangan ada yang tidak disampaikan ke dalam buku rekapitulasi.

Pernah suatu hari saya lupa mencatat laporan, benar-benar lupa karna saat itu kebetulan masih banyak kerjaan. Luar biasa pusing dibuatnya. Meskipun uang yang lupa dicatat hanya sedikit, tapi malunya dengan ketua koperasi luar biasa.
Padahal yang namanya lupa, mau disumpah apapun ya berani. Namanya juga lupa. Sudah qadratnya manusia banyak luputnya.

Menjadi bendaharapun tanggung jawab yang diemban bukan kepada diri sendiri, selain kepada anggota, menjadi bwndahara harus bisa bertanggung jawab dihadapan Allah. Maa syaa Allah bukan?

Tugas bendahara ternyata banyak sekali. Seperti yang sekarang kualami. Selain menagih angsuran, mencatat laporan, kini ada tugas baru, mencatat belanjaan para anggota karena koperasi tempatku menjadi bendahara membuka warung. Sehingga beban semakin bertambah.

Apalagi saat laporan, sampai bingung jawaban yang harus disiapkan.

Semisal
"Pak, fulanah tidak angsuran bulan ini"

"Kenapa?". Tanya balik.

Mana aku tahu kenapanya.

"Pak, fulan dan fulanah tidak belanja bulan ini".

"Kenapa? Dijapri lo bu". Jawabnya

Maa syaa Allah, berat sekali beban menjadi bendahara. Beban moral iya, karena setiap menagih angsuran atau mengajak belanja, aku harus putuskan urat malu, tarik nafas, tenangkan hati, baru mulai bicara. Itu saja diikuti perasaan was-was. Takut jika kalimatku menyinggung perasaan anggota lainnya.

Maka, bagi kalian yang mengatakan menjadi bendahara mudah,  setelah ini ubahlah pandangan seperti itu. Itu tidak semudah yang kita bayangkan. Jadi bendahara itu tidak enak dan tidak gampang. Saya baru merasakannya seperti itu. Karena selain mananggung beban moral menagih-nagih, juga aku harus mengeluarkan uang untuk mengganti kekurangan uang yang ada setelah dijumlahkan. Padahal sudah kucatat semuanya dalam pembukuan. Sepertinya tidak mungkin uang itu bisa kurang. Tapi ternyata uang yang ada kurang, tidak tahu entah kemana.

Nah, bisa rugi bukan??

2 comments:

  1. Saya pun memahami perasaan, mb Eka. Saya juga bendahara koperasi. Sering tidak enak karena harus menagih anggota yang telat. Eh, dia nya malah marah karena sedang nggak ada uang. Padahal saya sudah hati - hati ngomongnya. Nasib. Tapi, saya tahu dia marah bukan pada saya. Jadi, ya, saya bawa santuy aja hehe. Semangat, Mbak

    ReplyDelete
  2. Aku pernah menjadi bendahara, pusingnya minta ampun memang, kalau sudah harus bikin laporan keuangan, bisa lembur lembur dah 😢
    Amanah yg berat kalau berhubungan ssama uang 😰
    Betewe, qodrat atau kodrat seharusnya bukannya mba?🙏

    ReplyDelete

RASUL PENYANYANG (By Afif)

Sumber : Muhammad Teladanku   (Tugas menceritakan kembali isi bacaan teks non fiksi) T eman-teman Rasulullah S.A.W sangat tidak menyukai ...